Alex Wibisono: Menyambut Kemenangan Anies di Jawa Timur

SURABAYA - Kalau sambutan terhadap Anies di Jawa Timur besar, ini tanda bahwa Anies akan jadi presiden. Kalkulasi survei, jika Anies dapat 45 persen saja di Jatim, maka Anies menang. Apalagi lebih dari 45 persen.

Diprediksi, Anies bisa memperoleh suara di Jawa Timur lebih dari 50 persen. Dari mana kalkulasinya? 

Baca juga: KPU RI dan Perludem Tandatangani MOU, Ekosistem Keterbukaan Data Kunci Kesuksesan Pelaksanaan Pemilu dan Pilkada

Jatim itu basis NU. Suara NU bergantung pada ulamanya. Para ulama NU yang di pemilu 2019 mendukung Jokowi sebagian telah beralih ke Anies. Mereka secara senyap kerja untuk Anies. 

Saat pendaftaran capres-cawapres 13 oktober nanti, lu baru tahu siapa-siapa ulama pendukung Jokowi yang ke Anies. Saat itulah mereka akan muncul dan berani terang-terangan. 

Baca juga: Citra Pitriamy, SH: Hak Rakyat Harus Diperjuangkan dan Dikawal, Itu Amanah Undang- Undang

Gelombang massa yang sambut Anies di Jawa Timur selama tiga hari ini, itu bagian dari kerja mereka. Senyap. Mereka ada di belakang layar. Saat pilpres 2019, Prabowo tidak mendapatkan sambutan sebesar itu. Ini boleh lu baca sebagai tanda dan optimisme kemenangan Anies di Jawa Timur.

Ulama yang di pilpres 2019 mendukung Parbowo? Hampir semua beralih ke Anies. 

Baca juga: Anggota DPR RI Dedi Mulyadi Akui Chanel Youtubenya Sebagai Pencitraan

Tiga hari ini jadi pembuktian. Kedatangan Anies ke Jawa Timur disambut massa yang gegap gempita. Anies disambut berjubel massa di bandara Juanda, hingga puluhan ribu di masjid Al-Akbar. Masjid Al-Akbar adalah masih besar masyarakat Surabaya yang lokasinya persis di depan kantor PWNU Jawa Timur. Semua orang tahu bahwa ketua PWNU Jatim dukung Anies.  Walaupun tidak diungkapkan secara eksplisit. Kalau ketua PWNU sudah dukung Anies, maka warga Nahdhiyin Jawa Timur akan banyak yang merapat ke Anies. Ini juga akan berpengaruh pada arah dukungan warga Nahdhiyin di Jawa Tengah, dan wilayah lain.

Anies bukan hanya disambut kaum santri di pesantren-pesantren, tapi juga para pimpinan media. Mereka minta waktu khusus kepada Anies untuk menjelaskan berbagai isu berkaitan dengan dirinya, termasuk apa design nagara masa depan yang ada di gagasan dan pikiran Anies. Lu baca hasil wawancara dengan para pimpred itu. Cukup menarik.

Baca juga: Bukti Kawal Nawacita, Relawan Jokowi Cirebon Raya Gelar Sambung Rasa

Sambutan warga Jatim terhadap Anies ini sangat fenomenal. Apalagi, kalau Anies ambil wakil dari NU atau Anies didukung PKB. Selesai! Para kiai Jatim sudah menyodorkan nama dari sejumlah tokoh NU untuk dijadikan wakil Anies. Ada Khofifah, K.H. Said Agil Siraj, Yeni Wahid, Mahfudz MD, hingga K.H. Yahya Staquf.

Di Jatim, hampir semua pendukung Prabowo dari kalangan santri berangsur dukung Anies. Sebagian yang di pemilu 2019 tidak dukung Prabowo mulai simpati ke Anies. Anies punya daya tarik yang kuat. Selain integritas dan kompetensi, Anies punya track record dan kemampuan komunikasi persuasif jauh di atas kandidat lain. Ini yang menjadikan Anies lebih menarik.

Baca juga: Ilham Bintang: Jangan Hanya Bicara Soal Ecek-Ecek Dong, Pak Presiden

Lu benci Anies. Hari-hari makan fitnah tentang Anies. Segala stigma menjijikkan tentang Anies sudah memeenuhi memori kepala iu. Cukup 30 menit ketemu Anies. Otak lu langsung bisa lurus. Anies tahu betul bagaimana meluruskan otak yang syarafnya terganggu. Itulah kelebihan Anies. Ini sudah sering terjadi. Anies memang memiliki kemampuan klarifikasi di atas rata-rata.

Kelebihan Anies yang lain, ia lebih muda dan jenjang karirnya clear. Jejak Anies sejak jadi ketua Osis dan pertukaran pelajar ketika di SMA, S1 jadi ketua senat UGM, S2-S3 di Amerika, rektor Universitas Paramadina, mendikbud hingga gubernur DKI Jakarta. Record ini menjadi lklan Anies paling ideal diantara para kandidat lainnya. Ini jadi branding yang paling laku. Maka, segala upaya menyerang Anies agak kerepotan. Karena rekam jejak Anies begitu clear dan menarik. Lu bandingin Anies sama siapa coba?

Integritas, kompetensi dan rekam jejak Anies, sulit ditandingi. Ini menjadi potensi yang mudah ngejualnya untuk menjadi elektabilitas. Orang waras pasti tertarik.

Kerja Anies nyaris tinggal merapikan Jawa Timur aja. Di luar Jawa Timur, seperti di Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan, suara Anies tertinggi. Tinggal menundukkan Jatim, beres. Tiga hari ini sedang dimulai.

Jateng? 30 persen saja Anies dapat suara di Jateng, sudah menang. Apalagi kalau Anies gandeng cawapres dari NU, atau PKB dukung Anies, elektabilitas Anies bisa di atas 40 persen. Pilgub Jateng 2018, Sudirman Said dapat suara di atas 40 persen. Salah satunya karena gandeng Fauziyah dari PKB. 

Baca juga: Tony Rosyid: Terlempar dari PBNU, Akankah Suara PKB Gembos?

Jika lawan Anies Puan Maharani dan Prabowo, maka Anies bisa dapat suara di atas 50 persen di Jateng. Warga Nahdhiyin ke Anies, abangan ke Puan dan Prabowo. Survei detailnya, googling aja. 

Coba survei tiga nama: Anies Baswedan, Prabowo dan Puan. Suara Anies bisa di atas 50 persen. Dimana Ganjar Pranowo? Sepertinya tidak ikut maju. Karena tiket PDIP diberikan ke Puan, dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bubar.

Kalau formasinya Anies didamping NU, Jatim hampir pasti memberikan suara di atas 50 persen ke Anies. Bahkan bisa 60 persen. Diprediksi pilpres satu putaran, dan pemenangnya adalah Anies. Kok optimis? Bukan soal optimis. Ini bicara kondisi obyektif dan data politik bro.

Kalau lu kagak percaya, kita buktiin nanti ya.

Depok, 19/3/ 2024

Baca juga: Tony Rosyid: Pemilu Ditunda? No Way!

Alex Wibisono

Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa